Selasa, 20 September 2011

Penghalang Kesuksesan


Cerita UNIK dari Jaya Setiabudi THE POWER OF KEPEPET 
Saat pertama kali bergabung di salah satu anak perusahaan Astra di Batam, saya dan teman-teman satu batch (angkatan), harus melewati masa training. Di akhir sesitraining kita selama 3 bulan lamanya, kita diwajibkan untuk membuat studi kasus yang harus diselesaikan menggunakan metode Practical Problem Solving (PPS). Permasalahan yang timbul adalah, kami diwajibkan presentasi menggunakan metode PPS dalam bahasa Inggris. Review presentasi dilakukan sebanyak 4 kali, sampai akhirnya final presentation di depan COO (Chief Operational Officer) yang notabene orang ‘bule’. Celakanya, bahasa Inggris saya saat itu amburadul dan super tidak lancar. Untuk menutupi ketidak lancaran saya setiap presentasi dalam bahasa inggris, saya berdalih menyalahkan metode PPS yang tidak up to date.
Suatu saat, sepulang dari tempat kerja, saya menyambangi kawan satu batch saya, Fajar Hidayat namanya. Di kamar mess (rumah dinas) Fajar, saya menggerutu tentang kelemahan-kelemahan metode PPS dan tidak adanya manfaat yang didapat dari materi tersebut. Awalnya Fajar hanya mendengar sambil melirikkan matanya dari bawah keatas. Tiba-tiba dia memotong omongan saya dengan nada serius,”Yak (panggilan akrab saya), menurut aku, kamu itu tipe orang yang suka excuse terhadap sesuatu yang kamu tidak mampu. Kamu tidak berusaha membuat dirimu mampu. Orang kayak kamu itu, biasanya tidak pernah nomor satu!”
Wow wow wow, saya hanya terdiam sejenak dengan muka merah terbakar omongan kawan baik saya. Sayapun bertanya dengan nada tinggi,”maksudmu?!” Fajarpun menjawab dengan sangat jelas,”Sebetulnya bukan metode PPS-nya yang kurang, tapi aku tahu kamu punya kekurangan tidak lancar berbahasa inggris. Dari situ kamu membuat dalih untuk menutupi kekuranganmu!”. Tanpa bicara lagi, dengan muka masam, saya meninggalkan mess Fajar, yang jaraknya hanya satu gang dari mess saya. Malam hari itu darah saya naik ke kepala, rasanya ingin marah besar, karena belum pernah ada orang yang mengkritik saya setajam itu. Saya merenung memikirkan kembali setiap perkataan Fajar,”….orang kayak kamu itu, biasanya tidak pernah nomor satu!”.
Saya flashback ke masa lalu saya, ternyata benar apa yang dikatakan Fajar, memang SAYA TIDAK PERNAH NOMOR SATU. Setelah menganalisa kembali apa yang menyebabkan saya tidak pernah nomor satu? Padahal saya terhitung pekerja keras dan gigih. Ternyata kuncinya ada di kata-kata Fajar,”…kamu itu tipe orang yang suka membuat EXCUSE terhadap sesuatu yang kamu tidak mampu. Kamu tidak berusaha membuat dirimu mampu!”. Exactly, itulah diri saya di masa lalu. You woke me up, my friend! Sejak malam itu saya berikrar,”Saya akan menjadi yang terbaik di manapun saya berada dan di bidang yang saya tekuni!”
Belajar dari pengalaman saya dan orang lain, saya menyimpulkan bahwa ada POLA SUKSES dan POLA GAGAL. Tuhan telah menciptakan manusia dengan mekanisme serba otomatis. Orang-orang yang gagal dalam kehidupannya, dia memiliki pola gagal yang berulang. Begitu juga orang yang sukses, memiliki pola sukses yang berulang. Apapun deskripsi Anda tentang sukses, amatilah orang yang menurut Anda sukses dan gagal, perhatikan polanya. Saat saya memutuskan untuk mengubah nasib saya, saya mengubah pola saya yang lama, seperti tidak disiplin, banyak alasan, cepat menyerah, tidak tuntas dalam kerja, juga ketidak beranian mengambil resiko. Apa pola gagal Anda? Simple, hanya dibalik saja dan sukseslah Anda. 
Read more »

Minggu, 03 Juli 2011

Belajar dari kakak kelas ( Purdi E Candra dulu pernah kuliah di UNY )

Lewat Bimbingan Belajar Primagama, Purdi berhasil menjadi pengusaha sukses. Untuk meraih impiannya Purdi berhenti kuliah. Akhirnya ia berhasil juga mendapatkan gelar dari lembaga pendidikan yang dibentuknya sendiri.

Sosok Purdi E Chandra kini dikenal sebagai pengusaha yang sukses. Lembaga Bimbingan Belajar (Bimbel) Primagama yang didirikannya bahkan masuk ke Museum Rekor Indonesia (MURI) lantaran memiliki 181 cabang di 96 kota besar di Indonesia dengan 100 ribu siswa tiap tahun. Apa resep suksesnya sehingga Primagama kini menjadi sebuah holding company yang membawahi lebih dari 20 anak perusahaan?

Lego Motor, Berhenti Kuliah
Bukan suatu kebetulan jika pengusaha sukses identik dengan kenekatan mereka untuk berhenti sekolah atau kuliah. Seorang pengusaha sukses tidak ditentukan gelar sama sekali. Inilah yang dipercaya Purdi ketika baru membangun usahanya.
Kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris dan Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP Yogya membuktikan kecemerlangan otak Purdi. Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa-apa dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan. Ia yakin, gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita. Purdi muda yang penuh cita -cita dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku kuliah dan mulai serius untuk berbisnis.
Sejak saat itu pria kelahiran Punggur, Lampung Tengah ini mulai menajamkan intuisi bisnisnya. Dia melihat tingginya antusiasme siswa SMA yang ingin masuk perguruan tinggi negeri yang punya nama, seperti UGM.
Bagaimana jika mereka dibantu untuk memecahkan soal-soal ujian masuk perguruan tinggi, pikirnya waktu itu. Purdi lalu mendapatkan ide untuk mendirikan bimbingan belajar yang diberi nama, Primagama.
Saya mulai usaha sejak tahun 1982. Mungkin karena nggak selesai kuliah itu yang memotivasi saya menjadi pengusaha, kisah Purdi. Lalu, dengan modal hasil melego motornya seharga 300 ribu rupiah, ia mendirikan Bimbel Primagama dengan menyewa tempat kecil dan disekat menjadi dua. Muridnya hanya 2 orang. Itu pun tetangga. Biaya les cuma 50 ribu untuk dua bulan. Kalau tidak ada les maka uangnya bisa dikembalikan.
Segala upaya dilakukan Purdi untuk membangun usahanya. Dua tahu setelah itu nama Primagama mulai dikenal. Muridnya bertambah banyak. Setelah sukses, banyak yang meniru nama Primagama. Purdi pun berinovasi untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikannya ini.
Sebenarnya yang bikin Primagama maju itu setelah ada program jaminan diri, ungkapnya soal rahasia sukses mengembangkan Bimbel Primagama. Kalau ikut Primagama pasti diterima di Universitas Negeri. Kalau nggak uang kembali. Nah, supaya diterima murid-murid yang pinter kita angkat jadi pengajar. Karena yang ngebimbing pinter, ya 90% bisa lulus ujian masuk perguruan tinggi negeri, lanjutnya.

Mengembangkan Sistem Waralaba
Karena reputasinya Bimbel Primagama makin dikenal di Kota Pelajar, Yogya. Purdi tak cepat berpuas diri. Ia ingin mengembangkan cabang Primagama di kota lain. Mulailah cabang-cabang Primagama bermunculan di Bandung, Jakarta dan kota besar lain di Indonesia.
Purdi juga berinovasi mengembangkan sistem franchise atau waralaba (pemberian hak pada seseorang dalam penggunaan merek untuk menjalankan usaha dalam kurun waktu tertentu). Di Pekanbaru, Sampit ( Kalimantan Tengah) dan Tangerang telah dibuka cabang dengan sistem ini. Menurutnya sistem ini sangat tepat untuk dikembangkan sebab usaha bisa berkembang tanpa harus menyiapkan dana sendiri.
Sistem ini lebih menguntungkan untuk mengembangkan usaha kita daripada cara yang lainnya. Selain tak perlu merogoh kocek untuk investasi lagi ternyata keuntungan sebagai pemilik merek cukup besar. Yang jelas orang lain membayar merek dan royalti tiap bulannya pada kita, jelas ayah dari Fesha dan Zidan ini.
Purdi yakin merek lokal bisa berkembang dengan sistem ini dan bukan terbatas pada produk makanan saja. Jika merek lokal bisa masuk bisnis waralaba bukan tidak mungkin akan menjadi produk ini bisa jadi produk global seperti McDonald. Namun ia menyayangkan di Indonesia belum ada lembaga yang menyiapkan sistem waralaba mulai dari persiapan awal hingga jadi.

Pengusaha Yang Berani
Keberanian adalah salah modal wirausaha. Purdi menyatakan seorang wirausaha harus berani mimpi, berani mencoba, berani merantau, berani gagal dan berani sukses. Lima hal ini adalah hasil dari pengalamannya selama ini.
Sejak dini Purdi sudah dididik berjiwa usaha. Di bangku SMP ia sudah beternak ayam dan bebek, kemudian menjual telurnya ke pasar. Purdi bermimpi kelak ia akan menjadi pengusaha sukses.
Berani mimpi menurut Purdi adalah cetak biru dari sebuah visi ke depan seorang wirausaha. Mimpi itu akan mensugesti seseorang untuk berhasil dan mengerahkan semua kemampuannya untuk mencapai visinya. Mimpi ini pula akan memotivasi bawahannya dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih dinamis.
Orang yang memiliki mimpi besar dicontohkan Purdi adalah Bill Gates yang bermimpi kelak di semua rumah di dunia akan memiliki computer. Atau juga Michael Dell yang bermimpi mengalahkan perusahaan komputer raksasa IBM. Mereka ini menurut Purdi orang yang yakin mimpinya akan jadi kenyataan dengan kerja keras.
Orang itu tidak pernah gagal, hanya saja dia berhenti mencoba, tukas pria yang mendapatkan gelar dari lembaga pendidikan yang dibentuknya sendiri. Purdi mengingatkan jika seorang ingin berhasil dalam bisnis harus berani mencoba. Situasi sulit justru membuat seorang wirausaha semakin tertantang.
Soal merantau, Purdi muda sudah berani meninggalkan kota kelahirannya dan mencoba mandiri dengan bersekolah di salah satu SMA di Yogyakarta. Ibunya, Siti Wasingah dan ayahnya, Mujiyono, merestui keinginan kuat anaknya untuk mandiri. Dengan merantau Purdi merasa tidak tergantung dan bisa melihat berbagai kelemahan yang dia miliki. Pelan-pelan berbagai kelemahan itu diperbaiki oleh Purdi. Hasilnya, Ia mengaku semakin percaya diri dan tahan banting dalam setiap langkah dalam bisnisnya.
Gagal dan berhasil ada dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Namun, bagaimana menyikapi sebuah kegagalan itu yang penting. Baginya, pengalaman gagal dapat dipergunakan untuk menemukan kekuatan baru agar bisa meraih kesuksesan kembali.
Mungkin saja kegagalan itu datang untuk memuliakan hati kita, membersihkan pikiran kita, memperluas wawasan kita, membersihkan pikiran kita dari keangkuhan dan kepicikan, serta untuk lebih mendekatkan diri kita pada Tuhan, kata pria yang mengaku pernah 10 kali gagal saat membuat restoran Padang.

BODOL, BOTOL dan BOBOL
Purdi mengaku punya resep manjur bagi yang ingin berwirausaha, yaitu BODOL, BOTOL dan BOBOL. Mungkin masih kedengaran aneh di telinga, namun ia meyakinkan bahwa resep ini berguna bagi yang merasa ragu-ragu dan terlalu banyak perhitungan dalam berusaha yang malah menghambat rencana mereka untuk berwirausaha.
Jika orang bingung ketika memulai bisnis karena tak punya modal, menurut Purdi gunakan saja resep BODOL yaitu Berani, Optimis, Duit, Orang Lain. Dalam bisnis diperlukan keberanian dan rasa optimis. Jika tidak punya uang tidak ada salahnya pinjam duit orang lain. Pasti ada orang yang mau membiayai bisnis yang akan kita jalankan jika memang prospektif.
Kalau kita punya duit dan modal tapi tidak ahli di bidang bisnis, gunakan jurus BOTOL, tukas Purdi. Berani, Optimis, Tenaga, Orang Lain. Jika kita punya modal, kenapa tidak kita serahkan pada yang ahli di bidangnya sehingga bisnis tetap berjalan. Pendeknya kita tak harus menggunakan tenaga sendiri untuk menjalankan bisnis.
Resep terakhir adalah jurus BOBOL. yaitu Berani, Optimis, Bisnis, Orang, Lain. Ini dikeluarkan jika ide bisnis pun tak ada maka kita bisa meniru bisnis orang lain tambah Purdi. Ibaratnya, bisnis adalah seperti masuk ke kamar mandi yaitu dengan tidak banyak berpikir. Jika di kamar mandi airnya kurang hangat, semua bisa diatur hingga sesuai dengan keinginan kita.

Enterpreuner University, Kuliah Tanpa Gelar
Semua orang bisa jadi wirausahawan, ucap suami Triningsih Kusuma Astuti ini yakin. Memang yang paling baik ditanamkan pendidikan enterpreuner ini sejak kanak-kanak di dalam keluarga. Sebab, anak akan merekan semuanya dalam memorinya dan selanjutnya akan menjadi pola pikir dan cara perilaku anak di masa depannya. â€Ĺ“Namun, itu bukanlah hal-hal penentu keberhasilan. Begitu pula dengan faktor usia, kaya-miskin, jenius atau tidak, juga gelar formal, kata pria yang juga menjadi dosen tamu di beberapa universitas ini.
Untuk menjadi pengusaha tak perlu pintar dan memiliki embel-embel gelar. Sebab jika terlalu pintar justru malah akan berhitung dan melihat banyak resiko yang harus dihadapi sehingga nyalinya malah ciut. Bayangkan anda kuliah Magister Manajemen (MM) di UI anda harus bayar 50 juta. Selesai kuliah mungkin anda merasa tidak punya uang, katanya lagi.
Keprihatinannya terhadap iklim bisnis di Indonesia menyebabkan Purdi harus melakukan sesuatu. Tampilah ia sebagai bagian dari politisi yang manggung di Senayan sampai tahun ini. Keinginannya adalah merubah pola pendidikan saat ini yang berorientasi menjadi pekerja bukan pengusaha. Seharusnya, menurut pria yang pernah menjadi ketua Himpunan Penguasaha Muda Indonesia (HIPMI) cabang Yogya ini, ada alternatif lain dalam sistem pendidikan kita. Paling tidak anak-anak diajarkan untuk berwira usaha. Sayangnya idenya tidak mendapat tanggapan.
Saya merasa adanya universitas untuk mencetak pengusaha baru itu penting. Kalau perlu universitas ini tidak perlu menggunakan aturan formal, tanpa status,tanpa akreditasi, tanpa dosen, tanpa ijazah dan tanpa gelar. Wisudanya pun dilakukan saat mahasiswa benar-benar membuka usaha, ujar pria yang menerima Enterprise 50 dari Anderson Consulting dan Majalah Swa ini serius.
Idenya ini diwujudkan dengan membentuk Entrepreneur University (EU). Dengan dibimbing langsung oleh Purdi, EU kini telah memiliki 37 angkatan. Di sana tak ada nilai, ijazah maupun gelar. Menurut Purdi masyarakatlah yang berhak menilai pengusaha itu memiliki kredibilitas atau tidak, sukses atau tidak. Hal ini berbeda dengan pendidikan yang memberlakukan ujian tapi tidak membolehkan siswanya mencontek.
Dalam dunia riil bisnis, yang namanya bertanya sah-sah saja. Menyontek usaha orang lain juga boleh saja. Meniru kiat sukses pengusaha lain juga silahkan. Nggak ada yang melarang, Purdi beralasan.
Di EU yang hanya memakan waktu 6 bulan dan kuliah seminggu 2 kali ini, Purdi mengkonsentrasikan pendidikannya pada pengembangan kecerdasan emosional, spiritual, mempertajam kreativitas dan intuisi bisnis mahasiswanya. Materinya pun seputar nilai-nilai kewirausahaan seperti pantang menyerah, kreatif dan inovatif, semangat tinggi, berani dan jeli melihat peluang usaha. Purdi yakin kelak EU akan mencetak pengusaha-pengusaha baru yang akan menggiatkan iklim investasi di Indonesia.
Read more »

Kamis, 30 Juni 2011

Wanne be Young Entrepreneur --->fact info from Bong Candra

Sejak kerusuhan 1998 Indonesia mengalami badai ekonomi yang sangat dahsyat.  Banyak bank yang terlikuidasi, pengusaha yang bangkrut, karyawan yang di PHK, perusahaan yang tutup dan lain sebagainya.  Tampaknya memerlukan begitu banyak waktu untuk pulih 100%.  Jumlah pengangguran di Indonesia tahun 2006 mencapai 39 juta orang lebih banyak 8 kali lipat dari jumlah penduduk Singapura yang hanya 5 juta orang.
Badai ekonomi bukan hanya terjadi pada Negara Indonesia, melainkan Negara – Negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, bahkan Jepang sekalipun.  Tapi waktu pemulihan Negara Indonesia relatif lebih lama dibanding Negara – Negara lain. Contohnya seperti Malaysia, Negara yang sempat meminjam guru – guru dari Indonesia. 
Apakah ini terjadi karena perbedaan genetis, letak geografis yang tidak menguntungkan?
Tidak! Negara Indonesia merupakan salah satu negara terkaya di dunia yang memiliki sumber daya alam yang tidak terbatas. Indonesia juga diuntungkan secara iklim yang hanya memiliki 2 musim.  Dibandingkan dengan Eropa yang tidak bisa bekerja saat musim dingin.  Sekarang mari kita lihat apa masalahnya.
Masalahnya terletak pada kurangnya jumlah Entrepreneur.
Jumlah Entrepreneur di Amerika adalah 11% dari jumlah penduduk, jumlah Enterpreuner di Singapura mencapai 7% dari jumlah penduduk, lalu bagaimana dengan Indonesia? Ternyata jumlahnya hanya 0,18% dari jumlah penduduk.  Survei membuktikan sebuah negara bisa dikatakan stabil jika jumlah Entrepreneur minimal adalah 2% dari jumlah penduduk. Dengan banyaknya jumlah Entrepreneur artinya akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran.


Berikut ini merupakan statistik menarik dari Leveraging Time to Create Wealth karya K.C. See.
Dari 100 orang kaya:
- 70% dari Bisnis
- 10% dari Profesional
- 10% dari karyawan
- 6% lain – lain (termasuk menang lotre)
Statistik sudah berbicara dan mengarahkan kita semua untuk mulai berbisnis.  
Berikut pertanyaan pertanyaan yang sering dilontarkan ketika orang ingin memulai bisnis; saya tidak punya modal? Dari mana saya harus mulai? Keterampilan apa yang harus saya miliki?  Umumnya 3 pertanyaan ini yang paling sering ditanyakan. 


Tips pertama : Memulai sebuah bisnis dengan memanfaatkan TREND.
Apa yang akan terjadi jika Anda membuka bisnis penyewaan video tape? Jelas ini tidak akan berhasil karena Anda akan melawan Trend.  Teknologi Video tape yang dikembangkan 100 tahun tertelan oleh teknologi VCD player dalam waktu 4 tahun. Dunia berubah dengan sangat cepat jika Anda tidak mengikuti perubahan maka Anda akan punah seperti Dinosaurus.
Jeff Bezos memanfaatkan Trend internet dan membuka toko buku di dunia maya yang bernama Amazon.com dan memecahkan rekor sebagai orang tercepat mengumpulkan USD $1 milyar.
Perbandingan dalam mencapai USD $1 milyar yang pertama adalah sebagai berikut:
- Henry Ford membutuhkan waktu 25 tahun
- Bill Gates membutuhkan waktu 12 tahun
- Jeff bezos hanya membutuhkan waktu 3 tahun
Apa yang menjadi Trend di Indonesia saat ini?
Carilah peluang dari trend yang sedang terjadi di Indonesia. Ikuti Trend tersebut, ciptakan produk baru untuk mendukung trend tersebut.  Misalnya saat ketika terjadi demam pencarian emas di Amerika muncul Trend besar – besaran dimana orang bergerak ke arah barat untuk mencari emas.  Orang yang paling sukses adalah orang yang memanfaatkan trend tersebut.  Mereka adalah orang – orang yang menjual alat-alat pertambangan emas. Jika Anda melihat trend sebagai kesempatan maka Anda akan menjadi seorang  Entrepreneur yang dahsyat.

Selamat mencoba GO ENTREPRENEUR!!
Read more »

--> BERSIAPLAH, ANDA AKAN JADI KAYA <-- berbagai impian kan tercapai, berlibur ksluruh dunia, kBali beach, pataya, ktemu sm*sh, justin bieber, the other...U can do it

TRIK UNTUK BISA MENYISIHKAN PENGHASILAN

Pada kenyataannya, saya sering menemukan ada banyak orang yang walaupun penghasilannya besar sering kali kesulitan untuk menyisihkan uang dari penghasilannya. Bukan satu dua kali saya bertemu dengan orang yang punya gaji hingga sepuluh juta, bahkan dua puluh juta, tapi teteeeeup saja susah buat mereka untuk bisa menyisihkan penghasilan agar bisa diinvestasikan dan diputar menjadi lebih besar lagi.
Oleh karena itu, saya punya 3 trik yang mungkin bisa Anda pakai untuk bisa menyisihkan penghasilan sebelum penghasilan itu habis Anda pakai.

1. Menabunglah dimuka, jangan dibelakang.
Coba lihat, apakah selama ini Anda selalu menabung di belakang setelah membelanjakan semua penghasilan Anda? Bila ya, pantas saja Anda jarang bisa menabung. Kenapa? Oleh karena, uang Anda selalu habis tak berbekas. Maklum, uang memang lebih enak dipakai daripada ditabung. Ya, kan? Jadi, daripada ditabung di belakang setelah membelanjakan semua penghasilan Anda, kenapa tidak mencoba untuk menabung di muka segera setelah Anda mendapatkan penghasilan? Katakan saja Anda dapat penghasilan tiap tanggal 26 setiap bulan. Cobalah menabung setiap tanggal 26, 27, atau 28 sebelum Anda memakai penghasilan itu. “Loh, nanti penghasilan saya habis dong?” begitu mungkin kata Anda. Ya biar saja, toh Anda sudah sisihkan dulu sebelum penghasilan itu dipakai, kan? “Lho, nanti uang untuk biaya hidup saya dan keluarga berkurang dong?”
Hallah, kalaupun penghasilan Anda naik, toh penghasilan itu akan habis juga, kan? Jadi, sebelum habis, kenapa Anda tidak selamatkan dulu sebagian, daripada nabungnya di belakang terus habis? Ya nggak?

2. Minta tolong kantor yang memotongnya untuk Anda. Pada beberapa kasus, Anda mungkin bisa minta tolong kantor Anda untuk memotong penghasilan Anda dan melakukan proses menabungnya buat Anda. Saya kasih contoh, kalau Anda punya investasi di reksadana, pembelian reksadana tersebut harus dilakukan dengan mentransfer uang ke rekening bank kustodian mereka. Nantinya uang itu oleh mereka dibelikan unit reksadana. Disini, Anda bisa meminta kantor Anda untuk memotong penghasilan Anda di muka dan melakukan proses transfer itu sehingga Anda tidak perlu lagi repot-repot melakukan proses menabung. Toh, Anda tetap menabung di muka, kan? Pertanyaannya sekarang, memang bisa kantor melakukannya? Bisa dong. Cuma, Anda harus ngomong dulu ke mereka. Wong kalau anda punya utang ke kantor saja cara pengembalian yang mereka minta adalah dengan sistem potong gaji, kan? Kalau mereka bisa memotong gaji Anda untuk menutupi utang yang mereka berikan buat Anda, apalagi kalau Anda cuma minta kantor melakukan proses menabung buat Anda? All you have to do is just ask ….

3. Pakai celengan . Eit, jangan kaget, yang namanya celengan itu tidak selalu buat anak kecil, tapi juga untuk orang dewasa. Bedanya adalah apa yang Anda celeng. Kalau anak kecil nyeleng koin, entah seratus, lima ratus, atau seribu, Anda bisa nyelengò katakanò lembaran dua puluh ribu rupiah. Lho, bagaimana caranya? Gampang: setiap kali Anda mendapatkan lembaran uang dua puluh ribu rupiah, tetapkan tekad: JANGAN PERNAH MENGGUNAKAN UANG ITU UNTUK BELANJA. Langsung saja masukkan ke celengan. Jadi, setiap kali bertemu lembaran uang dua puluh ribu, langsung dicelengin. Setiap kali bertemu lembaran dua puluh ribu, celeng lagi. Begitu seterusnya. Anda akan kaget begitu tahu berapa jumlah yang bisa Anda kumpulkan di akhir bulan. Misalnya, Anda belanja barang senilai Rp.15.000,- dengan menggunakan lembaran uang Rp.50.000,-. Berarti, Anda akan punya kembalian sebesar Rp.35.000,-, yang terdiri atas selembar dua puluh ribu dan tiga lembar lima ribu. Nah, celengin deh uang dua puluh ribu Anda. Anda toh sudah menetapkan tekad sebelumnya untuk tidak memakai lembaran dua puluh ribu itu, kan?

Semoga bermanfaat, selamat mencoba semoga berhasil.     written by : Safir Senduk
Read more »

Anda pasti bisa...jangankan cuma satu dua juta, uang ratusan juta pun bisa dalam sekejap anda peroleh...,


Seandainya sekarang anda tidak memiliki uang tabungan, penghasilan pun kurang dari 1 juta sebulan. Apakah anda bisa mendapatkan uang 10 juta – jam 9 esok hari?” Saat saya menanyakan pertanyaan ini kepada peserta seminar, hampir semua menjawab, Tidak Bisa.
Kenapa?? Karena mereka mengukur kemampuannya berdasarkan kondisi normal mereka. Dengan penghasilan 1 juta perbulan, jika savingnya 200 ribu perbulan, maka butuh 50 bulan untuk mendapatkan 5 juta.
Bagaimana jika pertanyaan saya ubah? Seandainya, malam hari ini, orang yang paling Anda sayangi, mendadak sakit keras. Dokter mendiagnosa ada sebuah tumor ganas yang harus dioperasi esok pagi. Jika tidak, maka (maaf) nyawanya akan melayang. Sedangkan operasi hanya bisa dilaksanakan jika anda menyerahkan uang tunai sejumlah 5 juta rupiah sebelum jam 9 esok hari. Bagaimana? Apakah anda masih akan mengatakan tidak bisa? Mayoritas akan menjawab, “Harus bisa”. Kenapa? Karena KEPEPET, jika tidak, nyawa orang yang kita cintai tersebut akan melayang.
Jadi sebenarnya jika dalam kondisi yang terdesak dan tidak diberikan pilihan untuk “tidak bisa”, manusia akan mencari jalan untuk berfikir “Bagaimana Harus Bisa”. Tetapi kenapa sukses, kaya, membahagiakan orang tua atau keluarga, seolah bukan suatu kebutuhan yang mendesak?
Sesungguhnya manusia telah diciptakan dengan potensi luar biasa, diluar apa yang kita pikirkan. Hanya saja potensi tersebut seringkali hanya akan keluar pada kondisi terdesak, seperti seorang nenek bisa melompat dari gedung setinggi 5 meter, saat kebakaran.
Coba amati biografi orang-orang sukses, banyak dari mereka yang ‘kepepet’ sebelumnya. Seperti per atau pegas, saat kita tekan, maka akan menimbulkan gaya yang lebih besar. Trus, apa yang harus kita lakukan? Cara Pertama untuk mengeluarkan ‘potensi kepepet’ kita, adalah dengan cara menvisualisasikan (membayangkan) seolah-olah kita dalam kondisi kepepet, maka kita akan mengfungsikan organ tubuh dan hormon-hormon kita, bekerja secara maksimal. Misalnya, bayangkan jika hari ini anda di PHK, apa yang akan anda lakukan?
Cara kedua, menciptakan kondisi kepepet secara Nyata. Misalnya dengan berhutang untuk modal usaha, secara otomatis akan membuat kita termotivasi untuk mengembalikan hutang. Atau, bisa juga kita terima orderan langsung, meskipun usaha belum mulai. Ada juga yang memberanikan diri membayar DP (uang muka) sewa ruko/ kios, setelah itu terpaksa berfikir bagaimana melunasinya. Jika anda masih single dan tidak punya tanggungan keluarga, mungkin anda mau langsung mencoba keluar kerja dan mulai usaha?! Semua itu pilihan anda lho, jangan salahkan saya untuk resikonya. Tergantung dari karakter masing-masing orang. Saya menempuh cara yang terakhir, cukup konyol, tapi berhasil. Kuncinya: Tetap jaga KREDIBILITAS Anda.
Cara mana yang akan anda pilih, yang penting MELANGKAH, jangan kebanyakan mikir atau sekedar membaca artikel saya ini. Karena kehidupan anda tidak akan berubah hanya dengan mendengar, tapi dengan ACTION.
Seperti kata Rudy Hartono, apa yang membuatnya menjadi juara? Jawabnya: “Every Point is a Game Point.”
FIGHT!
Jaya Setiabudi
Director Y.E.A
Coach Entrepreneur Camp
Pendiri Entrepreneur Association 
Read more »

Gak lulus UNY , UGM , UI , ITB, lewat jalur snmptn ??? take it easy nie refreshing kiat biar buku yg kau tulis laku

Pertama, jangan melulu berkutat di topik-topik yang sudah basi. Contoh: “Kalau Mau Kaya? Buka Usaha Dong…!”. Waduh, itu basi banget! Udah berulang-ulang kali dibahas orang. Lewatin saja topik begitu.

Kedua, sesuaikan gaya bahasa dengan pasar yang ingin dituju. Lha, kalau bukunya adalah buku populer, jangan pakai gaya bahasa yang teoritis. Nanti orang cepet ngantuk.
Ketiga, nggak usah terlalu tebal. Kalau bukunya buku populer, biasanya orang nggak begitu suka kalau tebal.
Keempat, minta testimoni untuk ditaruh di belakang buku. Cuma kalau pakai testimoni, kalau bukunya buku populer, nggak usahlah minta testimoni dari orang-orang yang buat sebagian orang ‘ketinggian’. Contoh, saya pernah melihat buku keuangan populer, tapi testimoninya dari orang DPR-lah, menteri inilah, rektor itulah, dan sebagainya. Ketinggian! Nanti orang takut untuk baca.

Kelima, jangan hanya kenalkan diri lewat buku. Miliki juga channel distribusi lain seperti menulis artikel di media massa. Miliki website, kalau perlu dengan nama domain sendiri. Miliki juga nama email dengan domain sendiri, bukan yang gratisan kayak yahoo atau hotmail.
Keenam, selalu konsisten pada tema penulisan yang sama. Kalau nulis tentang perencanaan keuangan, ya sudah nulis perencanaan keuangan aja. Supaya ntar orang gampang kenalnya.
Ketujuh, jangan malu-malu untuk menunjukkan diri. Banyak pengarang yang tidak suka menonjolkan dirinya, tapi lebih suka menonjolkan bukunya. Nggak apa-apa juga. Tapi nanti bukunya nggak akan selaku kalau ia juga mau menunjukkan diri secara personal.

Kedelapan, jalin hubungan baik dengan toko buku. Datang ke toko buku, kenalkan diri dengan Supervisor Penjualan. Jalin juga hubungan baik dengan Divisi Promosi di penerbit.

Sembilan, jangan sombong ketika bersosialisasi dengan orang lain. Ini mungkin klise. Tapi banyak orang yang tidak akan membeli buku kita kalau secara personal dia tidak suka dengan kita. Sayangnya, saya banyak melihat pengarang buku-buku keuangan populer dan wirausaha yang seringkali membuat gap sosial dengan orang lain. Mereka hanya mau bergaul dengan orang yang dia pikir selevel, seperti sesama pengarang, pejabat, dsb. Padahal, laku tidaknya buku kita, lebih banyak karena berasal dari mereka yang memang bukan punya profesi seperti kita.

Sepuluh, terus belajar, terutama dari orang-orang Indonesia sendiri. Tempat untuk belajar ada banyak sekali, salah satunya adalah di seminar. Tapi jangan salah, banyak pengarang buku keuangan populer dan wirausaha yang gengsi kalau hadir di seminar dengan pembicara orang Indonesia, tapi mau hadir kalau pembicaranya adalah orang asing, bahkan kalau nama orang asing itu belum pernah terdengar sebelumnya. Kita ini terlalu luar negeri minded. Apa-apa yang dari luar negeri itu dianggap baik. Padahal, kalau kita mau belajar dari sesama orang Indonesia, kita akan dapat ide-ide baru dan segar yang justru lebih membumi. Belajar juga dari milis-milis. Salah satunya adalah milis PenulisBestSeller@yahoogroups.com.
Read more »

Minggu, 12 Juni 2011

STAN ---->sapa MAu??

SEPUTAR USM STAN 2011

Seputar USM STAN 2011 (akan di posting di website STAN sekitar tgl 14Mei)

1. Pendaftaran dimulai tanggal 25 mei s.d 17 juni 2011
...2. Pendaftaran dilaksanakan secara E-REGISTRASI (usm.stan.ac.id)
3. Berkas pendaftaran dikirim ke PO BOX STAN, JKS 12000
4. Peserta yang lolos verifikasi berkas berhak mengikuti tehap selanjutnya.
5. Melakukan pembayaran biaya pendaftaran
6. Mengikuti ujian sesuai dengan tempat dan waktu yang telah ditetapkan
7. Peserta yang lolos tes TPA dan tes bahasa Inggris berhak mengikuti tes kesehatan dan kebugaran (bagi semua jurusan, TIDAK HANYA bea dan cukai)
8. Peserta yang lolos tes kesehatan dan kebugaran berhak mengikuti psikotes
9. Peserta yang lolos psikotes berhak melaksanakan pendaftaran ulang pada tempat dan waktu yang telah ditetapkan

Tolong di sebarkan ke temen-temen yang lain. Biar bisa dipersiapkan dari sekarang...
lengkapnya follow twitter @usmstan
semoga bermanfaat SEMANGAT !! :)

www.cakata.co.cc sumber : Bang Daud AM, Mahasiswa STAN
Read more »

Minggu, 29 Mei 2011

Menunda-Nunda=Awal dari Kegagalan (berjuang untuk on time)


kendala utama yang banyak menghalangi orang-orang mencapai hal-hal yang mereka inginkan adalah penundaan. Ini malapetaka kita semua, dan 20% dari orang menggambarkan diri mereka sebagai ‘penunda kronis’. Jadi, untuk satu dari setiap lima orang, itu masalah yang memiliki dampak serius pada kualitas hidup mereka dan kemampuan mereka untuk mencapai apa yang mereka inginkan.

Penundaan itu sering diiringi alasan-alasan yang mereka buat untuk membenarkan penundaan tersebut, mereka pikir dengan alasan tersebut menyelamatkan dirinya dari label orang yang suka menunda-nunda pekerjaan padahal sebaliknya alasan tersebut membuat mereka semakin terpuruk dan ironisnya mereka tak menyadari hal itu. Dalam jangka panjang orang yang terbiasa menunda-nunda pekerjaan ini akan berdampak terpenuhinya apa yang ia harapkan dan jauh dari kebahagiaan. Pada dasarnya, semua penangguhan adalah masalah regulasi diri dan disiplin diri. Dengan terus-menerus menunda dan menunda hal-hal penting dalam hidup untuk kemudian hari, seringkali untuk kesenangan sesaat (menonton acara TV favorit Anda, bicang-bincang denga orang lain panjang lebar tanpa arah, memuaskan diri dengan hobi tanpa pandang waktu, dll)

Di saat inilah waktu yang tepat dan memungkinkan kita untuk mengatasi dan menangani masalah-masalah penundaan. Bagaimana kita memulai mengubah kebiasaan Menunda kita:

# 1 Pertama Mengubah cara berfikir Salah satu cara adalah dengan mengubah cara berfikir kita, kita sering kali beranggapan mengerjakan sesuatu diakhir sama saja dengan mengerjakan diawal. Mulai sekarang tanamkan dalam diri kita bahwa menyelesaikan diawal waktu memiliki nilai lebih dbanding dengan di akhir, dalam Islam memberikan derajat yang amat tinggi bagi orang-orang golongan pertama kali masuk islam, asabigunal awalun dan contoh lain yaitu Allah sangat menyukai hamba-Nya yang mengerjakan sholat diawal waktu (tepat waktu)

# 2 kedua Memperbaiki Semangat , Penundaan pada dasarnya adalah masalah tidak mampu berkonsentrasi. Untuk mengatasi masalah konsentrasi kita, kita perlu memperbaiki semangat kita yaitu dengan jalan memikirkan semua hal yang baik-baik yang kan dicapai jika kita berusaha lebih keras untuk tepat waktu dan dampak jika kita tidak melakukan dengan tepat waktu.

# 3 ketiga Buat dan Catat Agenda harian Kita Kadang kala penundaan terjadi karena tak adanya agenda yang tertulis sehingga kita dengan seenaknya menunda-nunda apa yang harus kita lakukan. Mulai sekarang mulailah untuk menuliskan apa yang ingin anda lakukan beserta tugas yang harus anda selesaikan dan tentunya harus anda tepati karena jika tak anda tepati hal itu akan Cuma menjadi sebatas catatan yang tak bermakna. Katakan NO untuk sifat2 penunda dan YES untuk tepat waktu (katakan dalam hati kita semua “walaupun ini SULIT dan aku juga belum MAMPU-namun mulai sekarang itu AKAN MUDAH dan AKU AKAN BERJUANG untuk itu”

tulisan ini dari beberapa sumber, beberapa dosen dan beberapa pengalaman…
1.Buku Jika Anda mau berubah.2005.Srigunting:Jakarta
2.www.cakata.co.cc, dll
3. http://marfujidwimarfuji.wordpress.com/wp-admin/post-new.php…….
Read more »

Jumat, 20 Mei 2011

JANGAN LIAT INI KCUALI ANDA BERSEDIA MENJADI LEBIK BAIK..totalitas blajar

Read more »

Senin, 04 April 2011

The Power of Action

jika kmu bingung dalam mlangkah...

dan tak tau apa yang mo dlakukan....

"Lihatlah dari akhir,jangan lihat dari depan,....

jika kamu masih merasa sulit...

dan perasaan risau itu masih slalu ada,

"maka lihatlah tujuan dan impianmu yang terang...

mulailah dan gapailah.....

rasa takut akan selalu ada tinggal bagaimana kita menyikapinya...

berhenti ato lanjutkan....

smua mjd pilihan anda...

berhenti maka anda akan merasa gagal slamanya...

lanjutkan dengan tindakan maka sebuah pencapaian yang tinggi menantimu....



Jika temen-temen pembaca ini memilih berhenti bisa dipastikan, rasa rendah diri akan suatu impian yang tak menjadi kenyataan akan selalu telintas di benak temen-temen, dan kadang ini menular ke hal-hal yang lain di ddalam kehidupan kita seperti halnya virus influenza, mudah sekali menular dan belum ada penawarnya kecuali menjalani atau mencegah dengan minum vitamin atau paracetamol.



Sekali temen-temen berhenti, maka berevek dihal-hal yang lain, temen-temen juga akan mudah putus asa dengan sedikit rintangan yang menghadang, ini merupakan imbas dari evek psikologi dan juga hal-hal yang terjadi.



Sebuah rintangan kadang membuat rasa takut pada diri kita dan itu perlu segra diatasi, satu satunya cara mengatasi hal tersebut adalah dengan mengambil tindakan nyata dan itu harus disegerakan karena rasa takut itu seperti bola salju, semakin lama kita membiarkan rasa takut itu ada dalam diri kita maka semakin beasa pula rasa takut itu.Dan inga Ingat cuma dengan tindakan maka rasa takut akan hilang.



Secuil cerita dari saya, beberapa tahun yang lalu ayah saya terkena usus buntu. Pada awalnya ayah saya merasa usus buntu tak akan mengganggu dan cukup diobati uda dengan obat dari apotek, namun pada kenyataannya tak seperti yang dikira, setiap pagi rasa sakit pasti ada, dan selalu nyeri tutur beliau. Hal itu terjadi sekian bulan, dan sebenarnya ayah saya sudah dianjurkan untuk operasi diawal terdiagnosis oleh dokter. Namun rasa takut dan khawatir selalu ada sehingga operasi selalu dihindari dengan minum obat pegurang rasa sakit. Bulan-bulan berlanjut hingga berganti tahun, itu ya seperti tu saja hingga pada suatu hari ayah saya memutuskan untuk operasi dan cuma dalam beberapa jam saja ketakutan yang selama ini telah terhilangkan. Sesudah operasi berakhir ayah saya bilang"coba tidak dari dulu, pasti rasa sakit yang menahun itu tak dirasakan selama itu. Itulah kekuatan sebuah tindakan dalam mengatasi rasa takut, dengan mengambil tindakan maka rasa takut dan rasa sakit akan teratasi.



Begitu juga mengenai masa depan kita, ketika kita takut akan masa depan yang suram atau orang biasa bilang MADESU, maka tindakan adalah solusinya. Dengan tindakan menyusun sebuah perencanaan hidup atau pun peta hidup yang rinci, terkonsep,ada targetan waktu juga mungkin kalau perlu adanya janji pada diri sendiri misalnya ketika berhasil akan makan-makan, memberi hadiah kepada orang tua dan sebaliknya ketika belum tercapai maka kita harus menghukum diri kita mungkin bersepeda mengelilingi kampung, lari ke puncak, memberikan/menginfakan seluruh uang jajan kita selama satu bulan ke panti asuhan, masjid,atu apa saja gakpapa, walaupun hukuman itu agak sulit kita lakukan asalkan hukuman itu bermanfaat baik untuk kita ataupun untuk orang lain maka lakukanlah. O Y...satu lagi itu perencanaan harus ditulis dan usahakan ditempel ditempat yang selalu terlihat, tujuannya cuma satu, agar kita ingat, dan melakukan tindakan itu.



Sementara begitu dulu temen-temen,
Sumber gambar :  yudiabco.blogspot.com
Read more »

Minggu, 20 Maret 2011

24 Jam

Seorang presiden memiliki waktu 24 jam sehari, seorang guru punya 24jam sehari, seorang dokter punya waktu 24jam sehari, seorang mahasiswa memiliki 24jam sehari, seorang petani memiliki 24 jam sehari , seorang pengangguran, memiliki 24jam sehari, dan bahkan seorang perampok pun juga sama, 24JAM DALAM SEHARI. Tidak ada perbedaan waktu yang diberikan dalam sehari namun hasil yang berbeda dapat dipastikan dari setiap individu diatas.



Ada sebuah konsep sedrehana menejemen diri yang membedakan hasil dari setiap individu dalam jatah waktu yang sama, yaitu "perencanaan dan aksi nyata"



"Gagal dalam merencanakan, sama artinya merencanakan kegagalan" pendapat dari seorang tokoh dari negeri ini tampaknya sesuai dengan arah pembahasaan pada catatan kecil ini. Dalam setiap kisah orang yang sukses, program yang sukses, dan apa saja tentang kesukseskan selalu didapati dua buah hal yang selalu berdampingan yaitu:



1.Perencanaan yang rinci, jelas, ada target waktu, mantab dan matang

2. Aksi nyata ataupun peneluran sebuah perencanaan dengan hal yang terbaik



Perencanaan secara gampangnya adalah suatu hal yang kita lakukan untuk mempermudah memetakan apa saja yang akan dicapai dalam suatu hal. Perencanaan yang baik akan selalu memiliki beberapa "choie" ataupun pilihan-pilihan yang nantinya akan dilakukan ketika ada situasi yang berbeda, dan pilihan itu diambil berdasarkan suatu pengalaman-pengalaman yang sudah terjadi, tidak harus pengalaman kita sendiri, pengalaman orang lain pun bisa memperkaya ketajaman pertimbangan dan mungkin tanpa kita sadari, dengan kita mempelajari pengalaman dari orang lain, kita bisa lolos daripermasalahan, tak harus salah untuk mencapai kebenaran, seperti pepatah bilang "kita tak harus melewati neraka sebelum masuk surga"



Aksi nyata merupakan bagian sangat penting, jika kita misalkan, aksi nyata adalah sebagai jantungnya dalam suatu tubuh. Jantung yang berfungsi dengan baik mampu membuat manusia hidup sehat dan jantung yang tak beres membuat manusia lemah dan sakit-sakitan, tanpa jantung manusia bisa dipastikan....manusia pasti mati...dan mudah saja,aksi juga seperti itu, aksi yang maksimal membawa pada keberhasilan dan aksi yang asal-asalan akan membawa pada hasil yang asal-asalan juga, pas-pasan atau bahkan tak akan ditemui suatu hasil yang membaik.



Perencanaan yang matang tak akan membuat keadaan berubah ketika pelaksanaan tak dijalankan dengan baik atau mungkin bahkan asal-asalan. Aksi atau sebuah peneluran sebuah perencanaan sebagai penentu sebuah kesuksesan adalah tepat jika dikatakan seperti itu, disamping Allah sebagai pemegang penuh keputusan suatu keberhasilan. Sebagai manusia yang percaya penuh bahwa Allah sebagai satu-satunya Tuhan, kita harus memohon dan menyerahkan semua hal kepada-Nya ketika semua sudah kita lakukan dengan usaha yang terbaik.



Pembaca catatanQ yang keren2 dan yang selalu mendambakan perubahan.............

Demikian sedikit hal yang saya bisa bagi kepada temen-temen semua, ctatan ini pasti jauh dari kata baik oleh karena itu kritik dan saran yang membangun selalu aku nantikan...



Yang ingin selalu belajar,

Dwi Marfuji
Read more »

Jumat, 11 Maret 2011

Usaha dari 0 "cari uang tanpa uang"

Ketika tiba di sebuah pulau musuhnya, Napoleon Bonaparte memerintahkan seluruh kapal dibakar. Ia membuat pasukannya hanya memiliki 1pilihan, menaklukkan musuh, menang dan selamat. Alternatif lain adalah mereka semua akan mati....



Stop...kali ini hal itu gk jd bahasan kita,,lain kali aj untk sejarahnya....hehehe...

.kali ini kita membahas hal yang jauh kaitannya dengan napoleon....................ok, to the poin aj...



Zaman telah berubah, dan akan terus berubah dengan cepat. Kita perlu mampu beradaptasi dengan perubahan jika tidak ingin bernasib seperti dinosaurus yang – betapapun besarnya - telah punah. Lihatlah sifat air, yang mengikuti bentuk apapun penampungnya – kolam renang, botol, gelas, cangkir. Mereka yang sukses di Jakarta – kebanyakan bukan orang Jakarta. Mereka berasal dari luar Jakarta, keluar dai zona nyaman, berjuang dengan ketidaknyamanan dan sukses.



3 langkah berubah

1. Anda adalah apa yang anda pikirkan, 10 tahun yang akan datang ditentukan dengan apa yang anda lakukan saat ini

2. Ubah pandangan anda "bukalah lembaran baru, berfikirlah akan apa yang terbaik yang bisa anda lakukan"

3. Ubah Lingkungan anda "Jangan sampe lingkungan mengubah anda...lebih baik mengubah lingkungan menjadi positif dari pada diubah lingkungan jadi negatif"



_ jangan Lupa !!!resepnya akan manjur jika!!! >dimuali sekarang< Saya tidak takut gagal karena saya PASTI mengalami kegagalan Anda pasti tahu di jogcik terdapat Paket Hemat yang terdiri dari Nasi, paha ayam goreng dan es teh, ada pula menu jumbo dll. Demikian pula dengan hidup. Paket kesuksesan terdiri dari menu kegagalan, penghargaan, tantangan dan proses. Orang sukses melihat bahwa dalam hidup tidak ada yang namanya gagal, yang ada adalah belajar dan belajar lagi sehingga meraih kesuksesan. Anak kecil memiliki langit sebagai batas imajinasinya. Karena itu, marilah kita belajar dari anak kecil yang terus berjuang mendapatkan kemauannya. Di dunia terdapat hukum probabilitas, dimana semakin sering mencoba akan semakin besar kemungkinan berhasil. Semakin sering anda mengalami kegagalan, berarti anda semakin dekat dengan kesuksesan. Cara terbaik untuk meraih keuntungan adalah dengan menciptakannya. Setiap hari adalah Lucky Day Kita harus fokus pada hasil yang dicapai dan sekaligus juga mencintai prosesnya. Ingat – David Beckham, Tiger Wood, Agnes Monica dsb. Orang melihat mereka saat ini sukses, tapi tidak melihat berapa jam mereka berlatih keras setiap hari selama bertahun-tahun. Tidak ada orang yang beruntung. Orang beruntung adalah mereka yang sial tapi berjuang terus, keras kepala, ngotot sampai akhirnya mencapai keberuntungan. Keberuntungan terjadi ketika kesempatan bertemu dengan persiapan. Tuhan memberi kesempatan pada Anda, jika Anda sudah siap. Karena itu Anda harus menyiapkan hidup Anda untuk menerima kesempatan yang akan datang. Caranya agar siap adalah dengan terus belajar. Fokuslah pada hal positif, sehingga hal positif itulah yang menghampiri Anda. Tuhan akan memberi kesuksesan jika kita sudah siap untuk menerimanya. Ada orang yang sukses dalam waktu cepat, ada juga yang meraih dalam waktu lama. Waktu Tuhan bukanlah waktu manusia. Yang penting adalah bagaimana kita melakukan bagian masing-masing, melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. Biarkan Tuhan melakukan porsinya. Kita harus berdoa dan bekerja. Tidak ada keberuntungan yang instan. Orang yang beruntung adalah mereka yang fokus dan berpikir bahwa dia orang yang beruntung. Keberuntungan di tangan Anda. Sukses untuk Anda. * Banyak orang yang ingin berhasil, tetapi tidak melakukan hal yang berbeda. Akhirnya nasib mereka tidak berubah. >Tulisan ini sbagian besar bukan pikiran saya pribadi melainkan dari Bung Candra, Mas Adi, bukunya DJ Schwartz
Read more »

berbisnislah, kelak anda jatuh kaya...........

Kenapa Kita Harus Berbisnis?
Pembaca Blog paling keren yang terhormat (cieeee...), dalam postingan kali ini saya ingin berbagi kepada rekan-rekan mengenai dunia bisnis. Sebelum saya menulis artikel lebih jauh tentang bisnis-bisnis yang saya geluti, ada baiknya saya memulai dari hal-hal dasar dulu. Oya, sebelumnya saya mau memperkenalkan latar belakang diri saya, kok berani-beraninya saya ngajarin berbagi tentang dunia bisnis. (Narsis sdikit gpp-lah, drpd sdkt-sdkt narsis...hehehe)

Saya sudah mulai serius berbisnis beberapa tahun yang lalu, sejak masih duduk di bangku SMA. Berkat kerja keras dan dukungan banyak pihak, saya bisa mencapai kondisi finansial yang "lumayan" tepat saat saya sarjana. Jadi bisa dikatakan, saya belum tidak pernah sama sekali bekerja sebagai karyawan swasta atau pegawai negeri dan mendapatkan penghasilan dari slip gaji. Sejak saat itu sampai sekarang.
Pertama, anda harus berbisnis karena dalam ajaran agama (saya seorang muslim) diajarkan bahwa rejeki terbesar didapatkan dari perniagaan (perdagangan/bisnis). Pebandingan tepatnya sesuai sabda NabiMuhammas SAW adalah 9 dari jalan 10rejeki adalah dari perniagaan(perdagangan). Kita sudah sering mendengar kalimat "bekerjalah seolah-olah kita akan hidup selamanya, beribadahlah seolah-olah kita akan mati esok hari". Nah, kalau hidup selamanya berarti kan butuh duit banyak, tuh. Coba ingat-ingat waktu anda beli jajan atau beli tomat ..atau beli apa sajalah terserah,he...10 tahun yang lalu dan bandingkan harganya dengan sekarang. Berapa kali lipat tuh naiknya? Itu baru 10 tahun, bagaimana kalau hidup sampe 100tahun? Atau coba anda pikir-pikir deh, buat anda yang bekerja nih...sudah berapa tabungan anda sejak mulai bekerja sampai sekarang? Apakah sudah impas dengan biaya sekolah anda dari TK sampai sarjana? Jangan hitung gaji anda yang keluar buat makan sehari-hari, membayar tagihan dan menyekolahkan anak, itu mah sudah dianggap "bukan duit" karena itu kebutuhan primer yang tidak bisa tidak. Tapi hitung TABUNGAN anda. Berapa? Sebagian besar orang tidak memiliki apa-apa lagi untuk ditabung tepat setelah satu bulan sejak menerima gaji. Nah, kalau sudah jelas dalam agama bahwa rejeki terbanyak datangnya dari bisnis, ya itu jadi alasan pertama anda untuk segera memulai bisnis anda. Jangan lawan agama deh...apapun agama anda. Agama kan pedoman hidup, tul gak? Tul!

Kedua, anda harus berbisnis kalau anda menghendaki kehidupan yang mapan, nyaman, bebas dan tidak mengikat. Sedikit cerita, sebelum saya serius mengerjakan bisnis saya, beberapa teman kuliah dan anggota keluarga lebih mendorong saya untuk secepatnya menyelesaikan kuliah dan kemudian melamar untuk mencari pekerjaan, bukannya mengerjakan sesuatu yang "tidak pada jalurnya". Salah satu kalimat yang paaaaaling sering saya dengar waktu itu adalah,"yang pasti-pasti saja" dan "cari amannya saja". Sebagian besar orang menganggap dengan bekerja di sebuah perusahaan entah negeri atau swasta, maka kita sudah "pasti" dan sudah "aman". Mungkin maksudnya pasti mendapatkan gaji tiap bulan dan aman dari resiko finansial. Tapi mungkin karena bebal dan tololnya saya, kok saya tidak sependapat ya? Saya tidak bisa menghilangkan pikiran bahwa sama sekali tidak ada yang pasti dan aman selama nasib kita masih berada di tangan orang lain. Apanya yang pasti kalau suatu saat perusahaan tempat kita bekerja bangkrut? Trus sekarang ada krisis global lagi. Bisa dipastikan ratusan ribu hingga jutaan orang karyawan di seluruh dunia merasa tidak aman, takut kena imbasnya yaitu pemecatan perampingan. Nah, mereka yang terbiasa berbisnis, mereka pasti bisa menemukan jalan keluar dari krisis global ini. Kenapa? Mereka sudah terbiasa mengambil keputusan sendiri dan menentukan sendiri yang mana prioritas dan yang mana bukan, karena mereka jarang disuruh dan diatur untuk mengerjakan ini-itu. Beda kan sama karyawan?

Ketiga, anda harus berbisnis karena anda hidup di lingkungan yang matre. Saya tidak bilang anda matre lho, walaupun kalau iya juga gak papa kok...hehehe. Tapi juga yang dermawan ya. Maksud saya lingkungan yang matre itu kayak gini nih : sejak lahir (orangtua) anda sudah mengeluarkan uang untuk melahirkan anda di rumah sakit atau bidan, kemudian keluar uang lagi untuk anda sekolah, trus keluar uang terus tiap hari untuk makan, lalu supaya gak telanjang keluar uang lagi deh beli pakaian, beli HP, beli kendaraan, beli bensin, parkirnya, perawatan kesehatannya, beli rumah, bayar telpon, bayar listrik, TV kabel, pulsa, liburan, kencing di mall, nonton Twilight di bioskop, pesta pernikahan daaaaaannn laaaaaiiiinnn sebagaaaaaiiiiinyaaaaaaa.....semuanya mengeluarkan uang. Jadi bukan anda yang mata duitan, tapi penjualnya. Iya kan? Anda sih mata mobilan, mata makanan, mata bajuan, mata pulsaan dll karena anda mengeluarkan uang dan penjualnya menerima uang. Dalam kasus anda beli mobil misalnya, siapa yang menerima duit? Penjualnya kan? Berarti dia mata duitan dong, andanya mata mobilan. Karena dia cari duit, anda cari mobil hehehehe......Nah, udah jelas kan sekarang. Menurut anda arus uang mengalir dari mana kemana? Dari pemakai ke penyedia!!! Penyedia adalah businessman, bro....

Keempat, anda harus berbisnis karena sebagai karyawan, nasib anda 1, 2, 3 tahun ke depan gampang ditebak, yaitu tidak jauh berbeda seperti rekan kerja anda di kantor yang sudah duluan masuk kerja 1, 2, 3 tahun sebelum anda. Coba lihat rekan kerja anda yang senior. Kalau anda menghendaki kehidupan seperti yang dia miliki, ya silakan lanjutkan pekerjaan anda tanpa memikirkan untuk memiliki bisnis. Tapi kalau anda ingin lebih, segeralah mulai bisnis anda! Saya jamin, di kantor anda tidak akan pernah memiliki penghasilan lebih besar dari boss anda. Tapi di bisnis, lain ceritanya sob. Kalau anda tekun, konsisten, persisten, kerja keras, banyak belajar dan berani gagal, anda bisa saja memiliki penghasilan berkali-kali lipat dari mereka yang sudah memulai bisnis yang sama beberapa tahun sebelum anda. Saya tahu, karena saya sudah melihat banyak sekali orang yang seperti itu. Cukup banyak untuk dijadikan bahan pelajaran. Terbuka peluang yang seluas-luasnya untuk anda di dunia bisnis, percayalah!

Kelima, ini mungkin yang paling bertentangan dengan pendapat umum. Untuk sukses di dunia bisnis, anda tidak butuh terlalu banyak modal embel-embel gelar akademik dan tidak butuh terlalu banyak modal duit (!). Saya setuju sekali kalau dikatakan ilmu itu penting, jauh lebih penting dari uang. Tapi saya tidak setuju kalau dikatakan ilmu terbaik hanya bisa didapatkan dari dalam tembok universitas. Ilmu bertebaran dimana-mana, coy. Anda pelajari baik-baik semua ilmu dari dosen anda pada saat anda kuliah, maka anda dijamin akan mendapatkan.........ijazah. Kerjaan? Duit? Eits, nanti dulu. Cari sendiri dong. Tapi kalo anda belajar baik-baik, nyontek, nempel kayak perangko dan sering nyempil di tengah-tengah orang sukses, anda dijamin akan kecipratan sukses juga. Karena anda bukan hanya belajar teori, tapi anda akan langsung praktek. Dan bukan cuma itu, secara tidak sadar anda sudah meng-copy pola pikir, mental dan psikologis dari orang-orang sukses tersebut. Itu yang paling penting, sodara-sodara. Nah, coba baca kisah orang-orang yang sangat (bukan biasa-biasa) sukses di bisnis mereka masing-masing. Sebagian besar, dalam prosentase yang sangat ekstrim (mendekati 100%), mereka memulai bisnis mereka dari modal duit yang sangat minim dibandingkan mereka yang percaya bahwa semakin tinggi gelar pendidikan, uang makin banyak. Ya iyalah, coba hitung biaya S1 berapa? lanjut S2? Trus S3? Wuih....kalo duitnya dikasih ke pebisnis internet misalnya, sudah jadi berapa ratus domain tuh? Sudah bisa beli ruang iklan berapa banyak?

Teman-teman, jangan salah tangkap. Saya sama sekali tidak mengecilkan arti menjadi karyawan atau meraih pendidikan formal setinggi-tingginya. Tapi maksud saya gini lho : kalo anda menjadi karyawan karena memang anda senang dan hobi bekerja kantoran, silakan. Tapi please deh, jangan jadikan itu sumber penghasilan satu-satunya bagi anda. Rawan banget! Misalnya anda seorang dokter dan memang cita-cita anda jadi dokter adalah untuk membantu orang lain. Bagus banget tuh! Tapi jangan jadikan profesi dokter anda sebagai satu-satunya sumber duit. Lha, kalo duitnya mulai seret, gimana? Jangan-jangan anda mulai asal-asalan juga nyembuhin kita-kita. Saya punya seorang teman Dokter ahli bedah tulang (orthopedi) yang punya bisnis dimana-mana (rumah makan lah, tambak ikan lah.....macem-macem deh) dan beliau mengatakan gini "Dokter yang paling kaya tidak selamanya dokter yang baik. Profesi dokter bukan untuk memperkaya diri. Jadi dokter untuk membantu orang, berbisnis untuk jadi kaya".
Keren gak, tuh?

>dari berbagai sumber, buku the power of kepepet, robert tiyosaki dan sang guru peradaban, raja enterprenur merupakan pembentuk tulisan ini....
Read more »

 
Powered by Blogger