banyak orang yang
menjagokan Barca saat berhadapan dengan Chelsea dalam laga semifinal
Liga Champions (LC) tadi malam. Tetapi semua mata yang menyaksikan
jalannya pertandingan ini tersentak. Saat injury time babak
pertama Didier Drogba mengoyak gawang Victor Valdes dengan sepakan
kakinya saat berdiri bebas. Padahal sejak awal laga, Barca tampil
dominan. Permainan dari kaki ke kaki dengan umpan-umpan pendek menjadi
andalan Messi dkk.
Lihat saja, saat
pertandingan baru berjalan sembilan menit, Bomber Barca Alexis Sanches
nyaris mengoyak jala Chelsea yang dikawal kiper Petr Cech. Bola terkena
tiang gawang. Sanches menang duel lari dengan John Terry dan Cahll
setelah menerima umpan terobosan dari Messi.
Sembilan menit
kemudian giliran Iniesta yang mengancam gawang Chelsea. Tetapi tendangan
kerasnya mampu dihalau kiper Petr Cech dan muntahan yang kembali
disambar Cesc Fabregaspun masih jauh dari mistar gawang.
Memasuki masa injury
time, justru Chelsea yang bisa memanfaatkan peluang. Setelah beberapa
kali ditekan Barca, Chelsea melakukan serangan balik cepat melalui Frank
Lampard yang kemudian mengirimkan bolanya ke Ramires. Dengan membawa
bola dari sisi kanan hingga kotak pinalti, Ramires pun melakukan umpan
silang ke tiang jauh. Ada Drogba disitu yang berdiri bebas, tanpa
membuang kesempatan bola umpan matang Ramires disampar Drogba dan jebol
lah gawang Barca yang dikawal Victor Valdes.
Di babak kedua Barca
tetap mempertahankan pola menyerangnya. Gol hampir tercipta pada menit
ke 52 saat Adriano bergerak dari sisi kiri dan melepaskan tambakan keras
dari luar kotak penalti. Semenit kemudian pendukung Chelsea dibuat
merinding bulu kuduknya. Sanchez melepaskan tembakan di depan gawang
setelah menerima umpan lambung Fabregas. Tetapi untungnya masih melebar
di sisi kanan gawang.
Luar biasa usaha
Barca, serangan demi serangan terus saja dibangun dari segala lini.
Usaha ini hampir membuahkan hasil saat sundulan kepala Puyol di tiga
menit menjelang bubaran setelah menerima bola hasil tendangan bebas
Iniesta. Bola itupun masih bisa ditepis kiper Chelsea Petr Cech.
Belum berakhir
serangan Barca, di masa injury time giliran Pedro yang mengancam gawang
wakil dari Inggris ini. Tendangannya masih membentur tiang gawang
sementara Sergio Busquets yang mendapat bola muntahan pun gagal
melesakkan si kulit bundar ke gawang Petr Cech.
Sampai akhir pertandingan, Barca tetap tidak mampu mencetak satupun gol.
Fakta sebaliknya
justru dipertontonkan Chelsea. Chelsea justru mengembangkan pola
permainan yang efektif. Sang pelatih sangat jeli melihat peluang
menyerang gawang Barca. Dengan sabar carteker pelatih Chelsea
ini menginstruksikan anak buahnya untuk mengandalkan serangan balik.
Lini belakang The Blues juga sangat disipiln dan tampil rapi. Hasilnya
memuaskan, gol pun tercipta saat barcelona lengah setelah bertubi-tubi
menyerang benteng Chelsea.
Hasil pertandingan
ini membalikkan pasar taruhan. Mayoritas mengunggulkan Barca dalam
derby wakil negara kerajaan Spanyol melawan wakil negara kerajaan Ratu
Elisabeth ini. Logis saja klub dari Catalan ini diunggulkan karena di
atas kertas Barca mempunyai catatan yang lebih gemilang.
Data statistik Barca dibandingkan kontestan lainnya masih jauh lebih baik.
- Barca dan Chelsea empat kali bertemu di babak knockout dan di menangkan 3 kali oleh Barca.
- Barca melenggang ke semifinal tanpa sekalipun menelan kekalahan.
- Berdasarkan data resmi UEFA, Blaugrana menjadi tim dengan presentase penguasaan bola tertinggi. Sejak knockout, messi dkk mampu meraih 67% kendali bola. Jauh di atas Real Madrid yang hanya 58%, Chelsea 57% dan Bayern Muenchen 56%.
- Selain
itu, Barca juga menjadi klub dengan jumlah tembakan ke arah gawang
terbanyak, 166 kali. Angka yang masih di atas tiga kontestan lain.
- Barca belum pernah kalah di musim LC ini bersama Real Madrid.
- Barca mencetak gol terbanyak dengan 33 gol dalam 10 partai.
- Barca mendapatkan hadiah penalti terbanyak, 5 penalti dan berhasil melepaskan 3244 umpan.
- Empat laga terakhir di La Liga Barca selalu menang dengan skor telak.
- Dan sederet data unggulan-unggulan lainnya dari Barca.
Sementara dalam
statistik Chelsea, sebagian besar pengamat dan praktisi bola
menempatkannya sebagai tim terlemah diantara empat semifinalis di LC
ini. Salah satunya adalah orang yang pernah menjadi tactician
Chelsea Jose Mourinho. Menurut Mou Barcelona bukan sekedar favorit,
tetapi super favorit. Komentar pedasnya sangat menusuk kubu Chelsea.
“ saya
tidak yakin Chelsea bisa mengalahkan anak buah Pep. Guardiola. Karena
itu saya tidak yakin akan terjadi final LC yang mempertemukan Real
Madrid dengan Chelsea. Yang akan terjadi adalah Real Madrid atau Bayern
Muenchen yang akan menantang Barcelona di partai puncak”
kata Mou sesaat sebelum laga Real Madrid vs Bayern Muenchen.
Fesbuker dalam negeri pun menjagokan pasukan Pep guardiola.
Agus prabowo (Bojonegoro, Jatim)
“ aku pilih Barca..solnya biar di final ketemu Real Madrid dan Madrid bisa hasiskan Barca dengan skor telak”
Tedhie Mimpi Berawal Dari (Bandar Lampung)
“ memang
pada lima pertemuan terakhir, Barcelona sulit mencuri kemenangan, tapi
itu dulu. Dan sekarang FCB akan memecahkan opsi itu karena Messi dkk
tahu apa yang harus dilakukan di Stamford Bridge (markas Chelsea) untuk
mencuri kemenangan”.
Andi Guntur (Jakarta)
“ Chelsea bukan tim yang mudah ditakhlukkan, tapi Barca akan memenangkan laga ini dengan skor tipis”
(sumber : koran Republika 18 April 2012)
Inilah sepakbola,
hitung-hitungan di atas kertas atas keunggulan data ternyata tidak
selalu berbanding lurus dengan hasil di lapangan. Si kulit bundar itu
akan mengarah kemana kaki para pemain menendangnya. Dia berputar tidak
karena dimainkan oleh remote control Play Station pengamat bola maupun
data statistik.
Bola adalah bola, yang
selamanya adalah benda mati. Para pemain yang mempunyai skill, mental
dan semangat yang bagus lah yang akan menghidupkan benda berukuran
diameter 68-70 cm dengan berat 410-450 g dan tekanan 8-12 psl.
Kita bangsa Indonesia,
sementara menikmati saja tontonan sepakbola profesional ini. Kita mesti
banyak belajar ke mereka, betapa yang namanya fair play di
lapangan dan kesantunan penonton di stadion itu ternyata bisa dilakukan
di ajang internasional yang justru tidak hanya dengan pendukung
sebangsa, tetapi sudah lintas negara, lintas bangsa