Minggu, 20 Maret 2011

24 Jam

Seorang presiden memiliki waktu 24 jam sehari, seorang guru punya 24jam sehari, seorang dokter punya waktu 24jam sehari, seorang mahasiswa memiliki 24jam sehari, seorang petani memiliki 24 jam sehari , seorang pengangguran, memiliki 24jam sehari, dan bahkan seorang perampok pun juga sama, 24JAM DALAM SEHARI. Tidak ada perbedaan waktu yang diberikan dalam sehari namun hasil yang berbeda dapat dipastikan dari setiap individu diatas.



Ada sebuah konsep sedrehana menejemen diri yang membedakan hasil dari setiap individu dalam jatah waktu yang sama, yaitu "perencanaan dan aksi nyata"



"Gagal dalam merencanakan, sama artinya merencanakan kegagalan" pendapat dari seorang tokoh dari negeri ini tampaknya sesuai dengan arah pembahasaan pada catatan kecil ini. Dalam setiap kisah orang yang sukses, program yang sukses, dan apa saja tentang kesukseskan selalu didapati dua buah hal yang selalu berdampingan yaitu:



1.Perencanaan yang rinci, jelas, ada target waktu, mantab dan matang

2. Aksi nyata ataupun peneluran sebuah perencanaan dengan hal yang terbaik



Perencanaan secara gampangnya adalah suatu hal yang kita lakukan untuk mempermudah memetakan apa saja yang akan dicapai dalam suatu hal. Perencanaan yang baik akan selalu memiliki beberapa "choie" ataupun pilihan-pilihan yang nantinya akan dilakukan ketika ada situasi yang berbeda, dan pilihan itu diambil berdasarkan suatu pengalaman-pengalaman yang sudah terjadi, tidak harus pengalaman kita sendiri, pengalaman orang lain pun bisa memperkaya ketajaman pertimbangan dan mungkin tanpa kita sadari, dengan kita mempelajari pengalaman dari orang lain, kita bisa lolos daripermasalahan, tak harus salah untuk mencapai kebenaran, seperti pepatah bilang "kita tak harus melewati neraka sebelum masuk surga"



Aksi nyata merupakan bagian sangat penting, jika kita misalkan, aksi nyata adalah sebagai jantungnya dalam suatu tubuh. Jantung yang berfungsi dengan baik mampu membuat manusia hidup sehat dan jantung yang tak beres membuat manusia lemah dan sakit-sakitan, tanpa jantung manusia bisa dipastikan....manusia pasti mati...dan mudah saja,aksi juga seperti itu, aksi yang maksimal membawa pada keberhasilan dan aksi yang asal-asalan akan membawa pada hasil yang asal-asalan juga, pas-pasan atau bahkan tak akan ditemui suatu hasil yang membaik.



Perencanaan yang matang tak akan membuat keadaan berubah ketika pelaksanaan tak dijalankan dengan baik atau mungkin bahkan asal-asalan. Aksi atau sebuah peneluran sebuah perencanaan sebagai penentu sebuah kesuksesan adalah tepat jika dikatakan seperti itu, disamping Allah sebagai pemegang penuh keputusan suatu keberhasilan. Sebagai manusia yang percaya penuh bahwa Allah sebagai satu-satunya Tuhan, kita harus memohon dan menyerahkan semua hal kepada-Nya ketika semua sudah kita lakukan dengan usaha yang terbaik.



Pembaca catatanQ yang keren2 dan yang selalu mendambakan perubahan.............

Demikian sedikit hal yang saya bisa bagi kepada temen-temen semua, ctatan ini pasti jauh dari kata baik oleh karena itu kritik dan saran yang membangun selalu aku nantikan...



Yang ingin selalu belajar,

Dwi Marfuji
Read more »

Jumat, 11 Maret 2011

Usaha dari 0 "cari uang tanpa uang"

Ketika tiba di sebuah pulau musuhnya, Napoleon Bonaparte memerintahkan seluruh kapal dibakar. Ia membuat pasukannya hanya memiliki 1pilihan, menaklukkan musuh, menang dan selamat. Alternatif lain adalah mereka semua akan mati....



Stop...kali ini hal itu gk jd bahasan kita,,lain kali aj untk sejarahnya....hehehe...

.kali ini kita membahas hal yang jauh kaitannya dengan napoleon....................ok, to the poin aj...



Zaman telah berubah, dan akan terus berubah dengan cepat. Kita perlu mampu beradaptasi dengan perubahan jika tidak ingin bernasib seperti dinosaurus yang – betapapun besarnya - telah punah. Lihatlah sifat air, yang mengikuti bentuk apapun penampungnya – kolam renang, botol, gelas, cangkir. Mereka yang sukses di Jakarta – kebanyakan bukan orang Jakarta. Mereka berasal dari luar Jakarta, keluar dai zona nyaman, berjuang dengan ketidaknyamanan dan sukses.



3 langkah berubah

1. Anda adalah apa yang anda pikirkan, 10 tahun yang akan datang ditentukan dengan apa yang anda lakukan saat ini

2. Ubah pandangan anda "bukalah lembaran baru, berfikirlah akan apa yang terbaik yang bisa anda lakukan"

3. Ubah Lingkungan anda "Jangan sampe lingkungan mengubah anda...lebih baik mengubah lingkungan menjadi positif dari pada diubah lingkungan jadi negatif"



_ jangan Lupa !!!resepnya akan manjur jika!!! >dimuali sekarang< Saya tidak takut gagal karena saya PASTI mengalami kegagalan Anda pasti tahu di jogcik terdapat Paket Hemat yang terdiri dari Nasi, paha ayam goreng dan es teh, ada pula menu jumbo dll. Demikian pula dengan hidup. Paket kesuksesan terdiri dari menu kegagalan, penghargaan, tantangan dan proses. Orang sukses melihat bahwa dalam hidup tidak ada yang namanya gagal, yang ada adalah belajar dan belajar lagi sehingga meraih kesuksesan. Anak kecil memiliki langit sebagai batas imajinasinya. Karena itu, marilah kita belajar dari anak kecil yang terus berjuang mendapatkan kemauannya. Di dunia terdapat hukum probabilitas, dimana semakin sering mencoba akan semakin besar kemungkinan berhasil. Semakin sering anda mengalami kegagalan, berarti anda semakin dekat dengan kesuksesan. Cara terbaik untuk meraih keuntungan adalah dengan menciptakannya. Setiap hari adalah Lucky Day Kita harus fokus pada hasil yang dicapai dan sekaligus juga mencintai prosesnya. Ingat – David Beckham, Tiger Wood, Agnes Monica dsb. Orang melihat mereka saat ini sukses, tapi tidak melihat berapa jam mereka berlatih keras setiap hari selama bertahun-tahun. Tidak ada orang yang beruntung. Orang beruntung adalah mereka yang sial tapi berjuang terus, keras kepala, ngotot sampai akhirnya mencapai keberuntungan. Keberuntungan terjadi ketika kesempatan bertemu dengan persiapan. Tuhan memberi kesempatan pada Anda, jika Anda sudah siap. Karena itu Anda harus menyiapkan hidup Anda untuk menerima kesempatan yang akan datang. Caranya agar siap adalah dengan terus belajar. Fokuslah pada hal positif, sehingga hal positif itulah yang menghampiri Anda. Tuhan akan memberi kesuksesan jika kita sudah siap untuk menerimanya. Ada orang yang sukses dalam waktu cepat, ada juga yang meraih dalam waktu lama. Waktu Tuhan bukanlah waktu manusia. Yang penting adalah bagaimana kita melakukan bagian masing-masing, melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. Biarkan Tuhan melakukan porsinya. Kita harus berdoa dan bekerja. Tidak ada keberuntungan yang instan. Orang yang beruntung adalah mereka yang fokus dan berpikir bahwa dia orang yang beruntung. Keberuntungan di tangan Anda. Sukses untuk Anda. * Banyak orang yang ingin berhasil, tetapi tidak melakukan hal yang berbeda. Akhirnya nasib mereka tidak berubah. >Tulisan ini sbagian besar bukan pikiran saya pribadi melainkan dari Bung Candra, Mas Adi, bukunya DJ Schwartz
Read more »

berbisnislah, kelak anda jatuh kaya...........

Kenapa Kita Harus Berbisnis?
Pembaca Blog paling keren yang terhormat (cieeee...), dalam postingan kali ini saya ingin berbagi kepada rekan-rekan mengenai dunia bisnis. Sebelum saya menulis artikel lebih jauh tentang bisnis-bisnis yang saya geluti, ada baiknya saya memulai dari hal-hal dasar dulu. Oya, sebelumnya saya mau memperkenalkan latar belakang diri saya, kok berani-beraninya saya ngajarin berbagi tentang dunia bisnis. (Narsis sdikit gpp-lah, drpd sdkt-sdkt narsis...hehehe)

Saya sudah mulai serius berbisnis beberapa tahun yang lalu, sejak masih duduk di bangku SMA. Berkat kerja keras dan dukungan banyak pihak, saya bisa mencapai kondisi finansial yang "lumayan" tepat saat saya sarjana. Jadi bisa dikatakan, saya belum tidak pernah sama sekali bekerja sebagai karyawan swasta atau pegawai negeri dan mendapatkan penghasilan dari slip gaji. Sejak saat itu sampai sekarang.
Pertama, anda harus berbisnis karena dalam ajaran agama (saya seorang muslim) diajarkan bahwa rejeki terbesar didapatkan dari perniagaan (perdagangan/bisnis). Pebandingan tepatnya sesuai sabda NabiMuhammas SAW adalah 9 dari jalan 10rejeki adalah dari perniagaan(perdagangan). Kita sudah sering mendengar kalimat "bekerjalah seolah-olah kita akan hidup selamanya, beribadahlah seolah-olah kita akan mati esok hari". Nah, kalau hidup selamanya berarti kan butuh duit banyak, tuh. Coba ingat-ingat waktu anda beli jajan atau beli tomat ..atau beli apa sajalah terserah,he...10 tahun yang lalu dan bandingkan harganya dengan sekarang. Berapa kali lipat tuh naiknya? Itu baru 10 tahun, bagaimana kalau hidup sampe 100tahun? Atau coba anda pikir-pikir deh, buat anda yang bekerja nih...sudah berapa tabungan anda sejak mulai bekerja sampai sekarang? Apakah sudah impas dengan biaya sekolah anda dari TK sampai sarjana? Jangan hitung gaji anda yang keluar buat makan sehari-hari, membayar tagihan dan menyekolahkan anak, itu mah sudah dianggap "bukan duit" karena itu kebutuhan primer yang tidak bisa tidak. Tapi hitung TABUNGAN anda. Berapa? Sebagian besar orang tidak memiliki apa-apa lagi untuk ditabung tepat setelah satu bulan sejak menerima gaji. Nah, kalau sudah jelas dalam agama bahwa rejeki terbanyak datangnya dari bisnis, ya itu jadi alasan pertama anda untuk segera memulai bisnis anda. Jangan lawan agama deh...apapun agama anda. Agama kan pedoman hidup, tul gak? Tul!

Kedua, anda harus berbisnis kalau anda menghendaki kehidupan yang mapan, nyaman, bebas dan tidak mengikat. Sedikit cerita, sebelum saya serius mengerjakan bisnis saya, beberapa teman kuliah dan anggota keluarga lebih mendorong saya untuk secepatnya menyelesaikan kuliah dan kemudian melamar untuk mencari pekerjaan, bukannya mengerjakan sesuatu yang "tidak pada jalurnya". Salah satu kalimat yang paaaaaling sering saya dengar waktu itu adalah,"yang pasti-pasti saja" dan "cari amannya saja". Sebagian besar orang menganggap dengan bekerja di sebuah perusahaan entah negeri atau swasta, maka kita sudah "pasti" dan sudah "aman". Mungkin maksudnya pasti mendapatkan gaji tiap bulan dan aman dari resiko finansial. Tapi mungkin karena bebal dan tololnya saya, kok saya tidak sependapat ya? Saya tidak bisa menghilangkan pikiran bahwa sama sekali tidak ada yang pasti dan aman selama nasib kita masih berada di tangan orang lain. Apanya yang pasti kalau suatu saat perusahaan tempat kita bekerja bangkrut? Trus sekarang ada krisis global lagi. Bisa dipastikan ratusan ribu hingga jutaan orang karyawan di seluruh dunia merasa tidak aman, takut kena imbasnya yaitu pemecatan perampingan. Nah, mereka yang terbiasa berbisnis, mereka pasti bisa menemukan jalan keluar dari krisis global ini. Kenapa? Mereka sudah terbiasa mengambil keputusan sendiri dan menentukan sendiri yang mana prioritas dan yang mana bukan, karena mereka jarang disuruh dan diatur untuk mengerjakan ini-itu. Beda kan sama karyawan?

Ketiga, anda harus berbisnis karena anda hidup di lingkungan yang matre. Saya tidak bilang anda matre lho, walaupun kalau iya juga gak papa kok...hehehe. Tapi juga yang dermawan ya. Maksud saya lingkungan yang matre itu kayak gini nih : sejak lahir (orangtua) anda sudah mengeluarkan uang untuk melahirkan anda di rumah sakit atau bidan, kemudian keluar uang lagi untuk anda sekolah, trus keluar uang terus tiap hari untuk makan, lalu supaya gak telanjang keluar uang lagi deh beli pakaian, beli HP, beli kendaraan, beli bensin, parkirnya, perawatan kesehatannya, beli rumah, bayar telpon, bayar listrik, TV kabel, pulsa, liburan, kencing di mall, nonton Twilight di bioskop, pesta pernikahan daaaaaannn laaaaaiiiinnn sebagaaaaaiiiiinyaaaaaaa.....semuanya mengeluarkan uang. Jadi bukan anda yang mata duitan, tapi penjualnya. Iya kan? Anda sih mata mobilan, mata makanan, mata bajuan, mata pulsaan dll karena anda mengeluarkan uang dan penjualnya menerima uang. Dalam kasus anda beli mobil misalnya, siapa yang menerima duit? Penjualnya kan? Berarti dia mata duitan dong, andanya mata mobilan. Karena dia cari duit, anda cari mobil hehehehe......Nah, udah jelas kan sekarang. Menurut anda arus uang mengalir dari mana kemana? Dari pemakai ke penyedia!!! Penyedia adalah businessman, bro....

Keempat, anda harus berbisnis karena sebagai karyawan, nasib anda 1, 2, 3 tahun ke depan gampang ditebak, yaitu tidak jauh berbeda seperti rekan kerja anda di kantor yang sudah duluan masuk kerja 1, 2, 3 tahun sebelum anda. Coba lihat rekan kerja anda yang senior. Kalau anda menghendaki kehidupan seperti yang dia miliki, ya silakan lanjutkan pekerjaan anda tanpa memikirkan untuk memiliki bisnis. Tapi kalau anda ingin lebih, segeralah mulai bisnis anda! Saya jamin, di kantor anda tidak akan pernah memiliki penghasilan lebih besar dari boss anda. Tapi di bisnis, lain ceritanya sob. Kalau anda tekun, konsisten, persisten, kerja keras, banyak belajar dan berani gagal, anda bisa saja memiliki penghasilan berkali-kali lipat dari mereka yang sudah memulai bisnis yang sama beberapa tahun sebelum anda. Saya tahu, karena saya sudah melihat banyak sekali orang yang seperti itu. Cukup banyak untuk dijadikan bahan pelajaran. Terbuka peluang yang seluas-luasnya untuk anda di dunia bisnis, percayalah!

Kelima, ini mungkin yang paling bertentangan dengan pendapat umum. Untuk sukses di dunia bisnis, anda tidak butuh terlalu banyak modal embel-embel gelar akademik dan tidak butuh terlalu banyak modal duit (!). Saya setuju sekali kalau dikatakan ilmu itu penting, jauh lebih penting dari uang. Tapi saya tidak setuju kalau dikatakan ilmu terbaik hanya bisa didapatkan dari dalam tembok universitas. Ilmu bertebaran dimana-mana, coy. Anda pelajari baik-baik semua ilmu dari dosen anda pada saat anda kuliah, maka anda dijamin akan mendapatkan.........ijazah. Kerjaan? Duit? Eits, nanti dulu. Cari sendiri dong. Tapi kalo anda belajar baik-baik, nyontek, nempel kayak perangko dan sering nyempil di tengah-tengah orang sukses, anda dijamin akan kecipratan sukses juga. Karena anda bukan hanya belajar teori, tapi anda akan langsung praktek. Dan bukan cuma itu, secara tidak sadar anda sudah meng-copy pola pikir, mental dan psikologis dari orang-orang sukses tersebut. Itu yang paling penting, sodara-sodara. Nah, coba baca kisah orang-orang yang sangat (bukan biasa-biasa) sukses di bisnis mereka masing-masing. Sebagian besar, dalam prosentase yang sangat ekstrim (mendekati 100%), mereka memulai bisnis mereka dari modal duit yang sangat minim dibandingkan mereka yang percaya bahwa semakin tinggi gelar pendidikan, uang makin banyak. Ya iyalah, coba hitung biaya S1 berapa? lanjut S2? Trus S3? Wuih....kalo duitnya dikasih ke pebisnis internet misalnya, sudah jadi berapa ratus domain tuh? Sudah bisa beli ruang iklan berapa banyak?

Teman-teman, jangan salah tangkap. Saya sama sekali tidak mengecilkan arti menjadi karyawan atau meraih pendidikan formal setinggi-tingginya. Tapi maksud saya gini lho : kalo anda menjadi karyawan karena memang anda senang dan hobi bekerja kantoran, silakan. Tapi please deh, jangan jadikan itu sumber penghasilan satu-satunya bagi anda. Rawan banget! Misalnya anda seorang dokter dan memang cita-cita anda jadi dokter adalah untuk membantu orang lain. Bagus banget tuh! Tapi jangan jadikan profesi dokter anda sebagai satu-satunya sumber duit. Lha, kalo duitnya mulai seret, gimana? Jangan-jangan anda mulai asal-asalan juga nyembuhin kita-kita. Saya punya seorang teman Dokter ahli bedah tulang (orthopedi) yang punya bisnis dimana-mana (rumah makan lah, tambak ikan lah.....macem-macem deh) dan beliau mengatakan gini "Dokter yang paling kaya tidak selamanya dokter yang baik. Profesi dokter bukan untuk memperkaya diri. Jadi dokter untuk membantu orang, berbisnis untuk jadi kaya".
Keren gak, tuh?

>dari berbagai sumber, buku the power of kepepet, robert tiyosaki dan sang guru peradaban, raja enterprenur merupakan pembentuk tulisan ini....
Read more »

 
Powered by Blogger